Bupati Kabupaten Kepulauan Aru Timotius Kaidel membuka dengan resmi acara Semarak Budaya tahun 2025 Kabupaten Kepulauan Aru pada Minggu 26/10-2025
Turut Hadir dalam acara tersebut Mercy Chriesty Barends, ST, Anggota DPR Rl,Fraksi PDI Perjuangan,Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kabupaten Kepulauan
Aru,Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Aru,Staf Ahli Bupati, Asisten Sekda dan Pimpinan Perangkat
Daerah di lingkup Pemerintah Kabupaten Kepulauan Aru yang berkenan hadir.Para Pimpinan Organisasi Kemasyarakatan,
Organisasi Pemuda, Organisasi Wanita,
Para Tokoh Masyarakat, Pemuka Agama, Pemuka Adat, Tokoh Perempuan dan Tokoh Pemuda.
Bupati Kabupaten Kepulauan Aru Timotius Kaidel dalam sambutan mengatakan,
Hadirin dan Undangan yang berbahagia, Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas perlindungan dan perkenan-Nya, kita masih diberi kesempatan, kekuatan dan Kesehatan, sehingga dapat hadir bersama-sama disini pada acara “Semarak Budaya di Kabupaten Kepulauan Aru”.
Atas nama Pemerintah Kabupaten Daerah, saya menyampaikan ucapan selamat datang kepada Saudari Mercy Barends dan jajaran, yang telah menyempatkan waktu untuk datang ke daerah kita bersama,Dan terimakasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dalam rangka
mempersiapkan acara ini.
Saat kita berbicara tentang “semarak budaya,” sering kali kita hanya membayangkan tarian indah, musik yang merdu, atau pakaian adat yang megah.Tentu, itu adalah manifestasi yang wajib kita lestarikan.Namun, izinkan saya mengajak kita merenung lebih dalam,Apa makna sejati kebudayaan bagi Kepulauan Aru.
Kebudayaan bukanlah sekedar komoditas untuk tontonan turis. la adalah Sistem Nilai. Ia adalah peta jalan yang dibentuk oleh ratusan generasi, yang mengajarkan kita cara hidup yang benar, cara berinteraksi dengan alam, dan cara menyelesaikan konflik dengan bijaksana.
Pada kesempatan tersebut Kaidel mengajak semua yang hadir,untuk berdialog dengan masa lalu,
Mari kita sejenak berdialog dengan masa lalu.Sejarah kita bukan hanya tentang tanggal dan peristiwa, melainkan tentang nilai-nilai yang diwariskan oleh leluhur.Dua pilar utama yang membentuk karakter Aru adalah hubungan kita dengan alam dan hubungan kita dengan sesama.
Ketika kita berbicara tentang Aru, kita berbicara tentang air dan hutan.Para leluhur kita telah mengajarkan cara hidup berkelanjutan yang sangat maju, jauh sebelum dunia mengenal istilah sustainable development.
Saya merujuk pada praktik Sasi, Sasi adalah sistem larangan adat, entah itu di laut untuk komoditas seperti teripang, atau di darat untuk hasil hutan tertentu. Sasi adalah hukum konservasi yang dijalankan dengan kepatuhan spiritual. Ketika Sasi dibuka, kita merayakan
panen raya, bersyukur kepada Leluhur/
Tuhan atas rezeki yang diberikan.
Kepulauan Aru, oleh para leluhur, disebut Jargaria. Di sini, kita memiliki filsafat sosial yang kuat : Sitakaka Walike. Ini adalah esensi persaudaraan, solidaritas, dan kebersamaan yang terjalin erat, melampaui sekat-sekat marga (fam) dan bahkan agama. Kita tahu, masyarakat Aru mayoritas memeluk Islam dan Kristen. Namun, dalam ritual adat, dalam setiap 4 perayaan, kita selalu bersatu. Kerukunan umat beragama di Aru adalah pondasi utama pembangunan. Ketertiban dan keamanan yang kondusif di Bumi Jargaria adalah kunci sukses kita. Ini bukan hanya tugas aparat, ini adalah tanggung jawab kolektif yang berakar dari Sitakaka Walike itu sendiri. Keharmonisan ini adalah
kekayaan kita yang tak ternilai.
Sebagai wilayah kepulauan, kita adalah bangsa maritim sejati. Budaya kita adalah budaya laut. Kita harus menggunakan acara budaya nasional dan mempromosi-
kan Aru di kancah internasional.
Kita tunjukkan bahwa Aru, sebagai salah satu pulau terdepan, adalah benteng budaya yang kuat, yang aktif berkontribusi pada keragaman budaya Indonesia.
Semarak budaya yang kita laksanakan hari ini, berupa dialoag dan refleksi budaya, adalah upaya meneguhkan jati diri sebagai Putra putri Aru. Ini adalah janji kita kepada leluhur dan amanah untuk anak cucu.
Akhirnya, dengan senantiasa memohon petunjuk dan tuntunan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, kegiatan “Semarak Budaya di Kabupaten Kepulauan Aru’, saya nyatakan dibuka secara resmi. Semoga Tuhan senantiasa merahmati kita dalam pelaksaan kegiatan ini.LMN01


Social Header